Kamis, 19 April 2012

Tips Mengembangkan IQ dan EQ Anak


Tips Mengembangkan IQ dan EQ Anak – Tentunya Anda sudah seringkali dan cukup familiar dengan apa yang dikatakan sebagai saingan terbesar IQ (kecerdasan akal), yaitu EQ (kecerdasan emosi). IQ tinggi yang dimiliki oleh seseorang, tidak akan berkembang dengan baik dalam kehidupan sosialnya apabila tidak didukung juga dengan EQ yang bagus.
Begitu juga halnya dengan buah hati Anda. Jika Anda tidak yakin mengapa EQ menjadi sebegitu pentingnya bagi perkembangan dan kehidupan anak, coba lihat sekeliling Anda. Pernahkah Anda menemui orang yang sebegitu pandainya tetapi dalam kehidupan social ia justru tampak jauh tertinggal. Jangankan teman baik ataupun membangun relasi dan network, untuk berinteraksi dengan orang lain pun sepertinya adalah hal yang aneh baginya. Sayangkan, kepandaiannya menjadi sia-sia belaka.
Sebagai orang tua, toh Anda perlu sadari bahwa jika si anak cukup cerdas emosinya, maka kemungkinan ia untuk hidup bahagia dan sukses akan terus meningkat. Kami ingin berbagi beberapa cara untuk mengembangkan kecerdasan emosi si buyung dan si upik kesayangan Anda

 
1.     Beri contoh teladan
Anak sudah pasti akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Mereka mencontoh cara Anda menghadapi dan menyelesaikan permasalahan, melihat apakah Anda bisa menyadari apa yang anda rasakan dan seperti apa reaksi Anda terhadap perasaan orang lain.

2.     Jangan ragu berkata TIDAK
Tidak semua keinginan anak harus dipenuhi. Mengucapkan kata tidak atau menolak apa yang diminya olehnya akan membuat ia belajar ntuk mengatasi kekecewaan dan mengontrol emosinya sendiri. Kebiasaan mendapatkan apa yang diinginkannya dengan mudah tidak akan membuatnya bahagia, malah akan membuatnya lemah dan manja. Tapi ingat, jangan berlebihan dan terlalu pelit untuk bilang iya.

3.     Ajari tanggung jawab
Ajari si kecil untuk bertanggung jawab sejak dini. ANak yang terbiasa melaksanakan tugas rumah tangga sejak dini akan cenderung lebih bahagia dan sukses saat dewasa. Ini dikarenakan ia telah dibiasakan untuk menyadari keberadaan dan perannya yang sangat pentig dalam keluarga. Si kecil juga perlu mendapatkan penghargaan setimpal dengan apa yang sudah susah payah dilakukannya.

4.     Awas pengaruh media
Jangan biarkan buah hati Anda dibesarkan dan diatur oleh media. Biarkan ia bermain dengan bebas, dan jangan biarkan ia menghabiskan lebih banyak waktunya di depan layer televisi atau computer. Justru dengan bermain dengan bebas di luar bersama teman-temannya, ia akan mengembangkan ketrampilannya menyelesaikan masalah dan kreativitasnya dengan baik.

5.                Jangan hanya menjadi ‘juri’
Belajarlah untuk mengenali perasaan tanpa harus memberikan penilaian. Misalnya, jika anak menangis, tanyakan padanya mengapa merasa sedih. Ini akan lebih efektif dibanding dengan menyuruhnya berhenti menangis. Justru dengan menekan apa yang dirasakannya malah akan membuat perasaan tersebut terpendam dan mengerak.

6.     Pandangan positif
Apa yang Anda pikirkan adalah apa yang nantinya akan terwujud nyata. Jangan anggap buah hati Anda sebagai masalah. Bila iya, maka keluarga Anda juga akan menemui banyak masalah. Jangan berpikiran negativf bahwa ia adalah sosok yang nakal, karena ia akan menjadi seperti yang ada dalam pikiran Anda nantinya. Kembangkan kecerdasan si kecil dengan menganggapnya dan berpikiran positif bahwa ia adalah sosok yang luar biasa dan mampu mengatasi masalahnya. (Rumiyati B.8)



Minggu, 15 April 2012

Agar Ramadhan Berkesan untuk Anak


TANJUNGPINANG – (16/4)Tidak terasa beberapa bulan lagi kita akan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Ramadhan bulan yang ditunggu bukan? Pada bulan ini balasan dan pahala dilipat gandakan Allah SWT. Itu sebabnya begitu banyak orang bersemangat melakukan banyak amalan ibadah pada bulan ini. Mereka berlomba untuk bershodaqoh, berlomba untuk mengisi hari-hari dengan kegiatan bermanfaat, berlomba berbuat baik, berlomba memakmurkan masjid. 

Tapi, apakah semangat orang dewasa ini juga dapat dirasakan anak-anak? Tentu saja. Dan coba lakukan beberapa hal berikut agar anak juga merasa semakin berkesan dengan Ramadhan. Menurut salah satu sumber yakni Eva mengatakan “ ada beberapa cara agar ramadhan berkesan bagi anak yaitu:

1. Sebelum ramadhan, buat kajian di rumah tentang Ramadhan. Beberapa pekan sebelum Ramadhan masukkan ini sebagai bahan diskusi, dongeng, cerita, obrolan bersama anak di sela-sela makan, sebelum tidur, bangun tidur, saat di kendaraan. semakin sering dibicarakan, semakin topik ini diangkat semakin anak ngeh dengan Ramadhan. 

2. Jika diinginkan, nah saat inilah sebenarnya tepatnya anak-anak boleh mendapatkan kesempatan membeli perlengkapan ibadah yang baru, untuk men-charge semangat mereka. Beli sajadah baru, sarung baru, peci baru, mukena baru. 

3. Boleh membuat seremoni-seremoni menyambut Ramadhan seperti pawai Ramadhan, dll. Tetapi jika tidak memiliki kesempatan kegiatan se-crowded itu, boleh persiapkan bersama keluarga. Membuat kupat dari pita, tulisan-tulisan yang ditempel di rumah dan lain-lain.

4. Satu pekan sekali boleh untuk melakukan 'tarawih' keliling ke masjid-masjid di wilayah kita yang tak terlalu jauh. Mungkin bisa masjid yang lebih besar, masjid yang lebih bagus, masjid yang lebih rame daripada masjid yang dikomplek kita. Biarkan anak-anak yang mengusulkan dan melakukan negosiasi. Masjid mana saja yang mau dikunjungi. 

5. Di penghujung Ramadhan rencanakan kegiatan iktikaf yang seru bersama keluarga dan anak-anak. Persiapkan sebaik mungkin sehingga tidak terlalu kerepotan.

6. Tidur jangan terlalu larut. Sehabis Tarawih sebaiknya langsung cepat melakukan persiapan tidur, agar anak-anak dapat dibangunkan sahur lebih nyaman. Kurang tidur menyebabkan anak bisa juga menjadi tak bersemangat untuk sahur. 

7. Membangun sahur anak memang tantangan semua orangtua, apalagi anak-anak di bawah 12 tahun. Bangunkan anak sahur kira-kira 45 menit sebelum Adzan, jangan terlalu malam, karena bisa mengakibatkan anak punya jeda waktu yang terlalu lama menunggu sholat subuh yang berakibat sholat subuh justru bisa ketinggalan. Orangtua boleh bangun duluan, tapi anak-anak bangun boleh belakangan. Ingat, mengakhirkan sahur adalah sunnah Rasulullah. 45 Menit ini terdiri dari 15 menit persiapan untuk makan anak dan 30 menit prosesi makan. 15 menit ini sebagai warming up! Boleh melakukan kegiatan yang menyenangkan selama 15 menit pertama. Bermain kembang api, membunyikan musik kesukaaan anak keras-keras, membunyikan murottal Qur'an, mengajak anak bermain dan lain-lain. 

8. Sebagaimana sholat, usia ideal  melatih anak shaum pada anak adalah usia 7 tahun. Paling cepat usia 6 tahun. Tetapi anak dibawahnya juga boleh dikenalkan (bukan dilatih!). Itu pun bertahap. Jika anak yang 7 tahun kuat shaum langsung 1 hari tentu adalah bagus. Tetapi untuk permulaan bisa dilakukan bertahap. Sahurnya tetap sebelum subuh tetapi waktu berbukanya yang bertahap.  
Sekali lagi ini hanya opsi, bisa jadi anak-anak 7 tahun sudah banyak yang sudah puasa penuh. Sebagian mungkin sudah bisa shaum penuh karena mereka ikut-ikut 'mengejar' balasan pahala berlipat dari Allah. Sebagian lain dari mereka malah senang tidak makan, karena selama hari biasa prosesi makan kadang menjadi proses penuh tekanan atau dipaksa makan jadi mereka begitu senang melaksanakan shaum. 

9. Semua anak saat berbuka sebenarnya akan senang sekali makan, meski dengan makanan seadanya sekalipun. Ada sebagian orangtua demi membuat anaknya semangat shaum lalu menghidangkan berbagai masakan istimewa yang kadang lebih mewah dari hari biasanya. Boleh tak setuju, bagi saya sebenarnya ini tidak tepat, sebab ini adalah pendidikan yang justru menjauhkan anak dari hakikat shaum itu sendiri. Ketika kita menghidangkan makanan lebih mewah, lebih banyak, lebih enak dari hari biasanya, maka yang terjadi sebenarnya kita tengah mendidik anak kita dengan pendidikan keserakahan dan memuliakan kepentingan perut. Berbuka cukup dengan beberapa kurma atau satu kue kecil ditemani minuman manis. Lalu makan besar setelah maghrib dengan makanan yang sederhana apapun, anak-anak akan lahap memakannya, sebab mereka dalam keadaan lapar.

Ini akan membuat anak kita terlatih dari kecil bahwa saat Ramadhan kepentingan perut kita kendalikan, kita rendahkan. Pengeluaran rumah tangga saat Ramadhan akan terbawa sampai anak ini dewasa, akan lebih rendah dari hari biasa. Bukan malah sebaliknya, beberapa kali lipat dari hari biasa.

10. Boleh menghadiahkan anak dengan hadiah-hadiah tertentu jika tamat shaum sekain hari pada anak. Tetapi untuk anak-anak mulai usia 9 tahun sebaiknya prosesi ini sedikit demi sedikit ditiadakan  sehingga anak-anak benar-benar dicoba dilatih memaknai shaum bukan karena hadiah tetapi karena meyakini shaum adalah perintah Allah dan mereka akan mendapatkan latihan 'menta' saat shaum dari Allah: menahan lapar, menahan marah, menahan sifat-sifat dan perilaku buruk saat Ramadhan.
(Rumiyati B.8)